Profil Desa Wanakarsa

Ketahui informasi secara rinci Desa Wanakarsa mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Wanakarsa

Tentang Kami

Profil Desa Wanakarsa di Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara. Mengungkap transformasi ekonomi pasca pembangunan Waduk Jenderal Soedirman, potensi UMKM, pemanfaatan dana desa, serta kondisi geografis dan demografi terkini di tepi bendungan raksasa.

  • Transformasi Ekonomi

    Sebagian besar wilayah Desa Wanakarsa, terutama lahan pertanian sawah, telah tergenang oleh Waduk Jenderal Soedirman, mengubah lanskap ekonomi desa dari agraris menjadi berorientasi pada sektor jasa, perikanan darat, dan usaha mikro.

  • Lokasi Strategis

    Berada di lingkar Waduk Jenderal Soedirman, Desa Wanakarsa memiliki posisi strategis untuk pengembangan potensi wisata, kuliner, dan jasa pendukung lainnya yang berkaitan dengan aktivitas di sekitar bendungan.

  • Pembangunan Berkelanjutan

    Dengan dukungan Dana Desa, pemerintah desa fokus pada peningkatan infrastruktur dasar dan pemberdayaan masyarakat untuk beradaptasi dengan kondisi geografis yang baru dan memaksimalkan potensi ekonomi non-pertanian.

Pasang Disini

Desa Wanakarsa, sebuah nama yang mungkin belum begitu dikenal luas, menyimpan kisah transformasi luar biasa di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Terletak di Kecamatan Wanadadi, desa ini menjadi saksi bisu sekaligus pelaku utama dalam perubahan lanskap fisik dan ekonomi yang monumental menyusul pembangunan salah satu infrastruktur vital di Indonesia, Waduk Jenderal Soedirman. Profil ini akan mengupas secara mendalam bagaimana Wanakarsa beradaptasi, bertahan dan kini menatap masa depan dengan potensi baru yang terbentang di hadapannya.

Kisah Wanakarsa modern tidak bisa dilepaskan dari proyek strategis nasional pada era 1980-an. Sebelum pembangunan bendungan yang juga dikenal sebagai Waduk Mrica, Wanakarsa merupakan salah satu desa terluas di Kecamatan Wanadadi dengan hamparan sawah yang subur. Namun kebutuhan energi dan pengendalian air melalui Sungai Serayu menuntut pengorbanan besar. Sebagian besar wilayah produktif desa, termasuk areal persawahan yang menjadi tulang punggung ekonomi warga, harus direlakan untuk tergenang. Peristiwa ini menjadi titik balik fundamental yang mengubah arah perjalanan sosial dan ekonomi masyarakat Wanakarsa hingga hari ini. Desa ini secara efektif beralih dari desa agraris menjadi desa yang hidup di tepi perairan raksasa, sebuah perubahan yang menuntut adaptasi dan inovasi dari seluruh elemen masyarakat.

Geografi dan Demografi

Secara administratif, Desa Wanakarsa terletak di Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara, luas wilayah Desa Wanakarsa ialah sekitar 258,79 hektare atau 2,59 km². Wilayahnya berbatasan langsung dengan sejumlah desa lain yang turut membentuk dinamika kawasan. Di sebelah utara, Wanakarsa berbatasan dengan Desa Lemahjaya dan sebagian wilayah Kecamatan Punggelan. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karangkemiri, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Karangjambe. Batas paling signifikan yang mendefinisikan karakteristik desa ini tentu ialah batas selatannya, yakni hamparan luas perairan Waduk Jenderal Soedirman.

Koordinat geografis desa ini tercatat pada 7°22′24″ Lintang Selatan dan 109°38′3″ Bujur Timur, menempatkannya pada ketinggian rata-rata 239 meter di atas permukaan laut. Lokasinya yang berada tepat di bibir waduk memberikan pemandangan yang khas sekaligus tantangan dan peluang tersendiri, terutama terkait dengan pemanfaatan lahan dan mitigasi bencana.

Merujuk pada data kependudukan tahun 2022 dari portal Satu Data Banjarnegara, jumlah penduduk Desa Wanakarsa mencapai 3.305 jiwa. Dengan luas wilayah 2,59 km², maka kepadatan penduduknya berada di angka sekitar 1.276 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah perdesaan, menandakan area permukiman yang terkonsentrasi di lahan yang tersisa pasca-pembangunan waduk. Komposisi penduduk yang dinamis menjadi modal sosial utama bagi desa dalam menjalankan roda pemerintahan dan program-program pembangunan kemasyarakatan.

Pemerintahan dan Pembangunan Desa

Roda pemerintahan di Desa Wanakarsa berjalan di bawah kepemimpinan seorang kepala desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Kantor Desa Wanakarsa menjadi pusat pelayanan administrasi dan koordinasi kegiatan pembangunan bagi seluruh warga. Visi pembangunan desa saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis dan kebutuhan masyarakat pasca-hilangnya lahan pertanian. Prioritas pembangunan diarahkan pada penguatan infrastruktur dasar, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan ekonomi alternatif.

Salah satu instrumen utama dalam mewujudkan visi tersebut yakni melalui alokasi Dana Desa dari pemerintah pusat. Pada tahun anggaran 2025, Desa Wanakarsa tercatat menerima Dana Desa sebesar Rp 1.167.938.000. Dana ini menjadi stimulus penting bagi pemerintah desa untuk melaksanakan berbagai program yang telah direncanakan melalui musyawarah desa. Fokus penggunaannya mencakup perbaikan jalan lingkungan, pembangunan talud untuk pengaman tebing di sekitar waduk, optimalisasi layanan kesehatan melalui posyandu, serta program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kelembagaan desa seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) memainkan peran krusial sebagai mitra pemerintah desa dalam merumuskan kebijakan dan mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, lembaga kemasyarakatan lain seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Karang Taruna juga menunjukkan aktivitas yang signifikan. Sebagai contoh, kegiatan Peringatan Hari Kartini dan Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh PKK Desa Wanakarsa menunjukkan soliditas dan partisipasi aktif kaum perempuan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan semacam ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga menjadi wadah untuk sosialisasi program-program pemerintah dan pemberdayaan keluarga.

Transformasi dan Potensi Ekonomi

Kehilangan sebagian besar lahan sawah menjadi tantangan ekonomi terbesar bagi Wanakarsa. Namun, kondisi ini justru memicu lahirnya kreativitas dan pergeseran mata pencaharian. Masyarakat yang semula bergantung pada sektor agraris kini beralih ke berbagai sektor lain yang lebih relevan dengan kondisi lingkungan baru. Potensi ekonomi Desa Wanakarsa saat ini bertumpu pada tiga pilar utama: usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sektor jasa, dan perikanan air tawar.

Keberadaan Waduk Jenderal Soedirman yang menjadi tujuan wisata regional membuka peluang bagi tumbuhnya UMKM di sektor kuliner dan jasa. Salah satu ikon kuliner yang berhasil mengangkat nama Wanakarsa ialah "Warung Bakso Solo Pak Nari". Usaha bakso yang telah beroperasi selama puluhan tahun ini menjadi bukti nyata bahwa UMKM dapat menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Lokasinya yang strategis dan cita rasanya yang khas menjadikannya destinasi wajib bagi pengunjung yang datang ke area waduk, menciptakan efek ekonomi berantai bagi warga sekitar. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi tumbuhnya usaha-usaha kuliner dan warung-warung kecil lainnya di sepanjang jalan desa.

Di sisi lain, sektor jasa juga berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas di sekitar waduk. Warga lokal menyediakan berbagai layanan informal bagi wisatawan, seperti jasa parkir, penyewaan alat pancing, hingga pemandu lokal. Meskipun belum terorganisir secara formal, aktivitas ini memberikan pendapatan tambahan yang signifikan bagi banyak keluarga.

Potensi perikanan air tawar juga menjadi salah satu harapan ekonomi utama. Hamparan air waduk yang luas merupakan habitat ideal bagi berbagai jenis ikan air tawar. Banyak warga yang kini berprofesi sebagai nelayan tangkap atau pembudidaya ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Komoditas seperti ikan nila dan mujair menjadi andalan utama. Tantangannya ialah pengelolaan yang berkelanjutan agar tidak merusak ekosistem waduk dan memastikan hasil tangkapan tetap stabil. Pemerintah desa bersama dinas terkait perlu memberikan pendampingan dalam hal teknik budidaya yang ramah lingkungan dan manajemen pascapanen.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Wanakarsa memiliki kehidupan sosial yang guyub dan sarat dengan nilai-nilai gotong royong. Tradisi ini menjadi modal sosial yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk saat proses adaptasi besar-besaran akibat pembangunan waduk. Kegiatan kemasyarakatan seperti kerja bakti, pengajian rutin, serta perayaan hari besar nasional dan keagamaan selalu diikuti dengan antusias oleh warga.

Keaktifan lembaga PKK menjadi cerminan dari peran penting perempuan dalam pembangunan desa. Melalui berbagai program seperti posyandu untuk balita dan lansia, dasawisma, serta pelatihan keterampilan, PKK berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Keterlibatan "Bunda Milenial Banjarnegara" dalam acara Hari Kartini di desa ini juga menunjukkan adanya jaringan sosial yang luas dan kepedulian dari berbagai pihak terhadap kemajuan perempuan di Desa Wanakarsa.

Meskipun tidak memiliki situs cagar budaya yang menonjol, budaya lokal tetap hidup dalam keseharian masyarakat. Bahasa, tradisi, dan kesenian lokal terus dilestarikan melalui interaksi sosial dan diturunkan dari generasi ke generasi. Semangat kebersamaan inilah yang menjadi fondasi ketahanan sosial masyarakat Wanakarsa dalam menavigasi perubahan zaman.

Masa Depan di Tepi Perairan

Desa Wanakarsa merupakan contoh nyata dari sebuah komunitas yang mampu beradaptasi dan bertransformasi. Kehilangan aset utama berupa lahan pertanian tidak membuat warganya menyerah, melainkan mendorong mereka untuk menemukan dan mengembangkan potensi baru yang lahir dari perubahan itu sendiri. Kini, masa depan Desa Wanakarsa terbentang di tepian Waduk Jenderal Soedirman, dengan peluang di sektor pariwisata, kuliner, dan perikanan.

Tantangan ke depan ialah bagaimana mengelola potensi ini secara profesional dan berkelanjutan. Diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemerintah kabupaten untuk merumuskan sebuah rencana induk pengembangan kawasan. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, formalisasi usaha-usaha informal, serta pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata menjadi agenda penting yang harus segera direalisasikan. Dengan fondasi sosial yang kuat dan semangat untuk terus maju, Desa Wanakarsa memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk bangkit dan menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di Kabupaten Banjarnegara.